Mintalah
pertolongan hanya kepada Allah, karena hasilnya sangat menakjubkan. Dia
tidak pernah mengecewakan. Dia memenuhi janji-Nya.
Yaa Rozzaq, Engkaulah Sebaik-baik Pemberi Rezeki.
***
Setelah
melahirkan saya memutuskan tidak bekerja. Kondisi di rumah tidak
memungkinkan untuk memiliki pengasuh. Lagipula saya sangat ingin merawat
sendiri putri kami bernama Sariyya, yang sekarang sudah berusia 3
tahun. Saya tidak mau kehilangan momen berharga perkembangan Sariyya
yang tidak bisa diulang. Saya juga ingat pesan almarhumah ibu saya agar
saya merawat sendiri anak-anak saya.
Waktu
berjalan, hari-hari melelahkan mengasuh, memberi makan, menemani main
putri kami saya nikmati. Saya merasa pekerjaan di kantor dulu yang
menguras otak tidak ada apa-apanya dibandingkan merawat seorang titipan
Allah. Saya bersyukur meninggalkan pekerjaan. Secara materi kehidupan
saya sedikit berubah. Saya tidak mampu membeli pakaian atau tas-tas yang
bagus seperti dulu. Tapi rasa kebahagiaan berbaju bagus tidak ada
nilainya dengan kegembiraan saya melihat putri saya makan dengan lahap,
menyanyi dengan lucu atau loncat-loncat di tempat tidur. Saya menikmati
kehidupan baru sebagai ibu rumah tangga.
Tiba-tiba
saja suami saya terkena PHK. Tapi saya menghadapi dengan santai. Saya
yakin rezeki untuk kami tidak akan putus. Karena bukan perusahaan suami
saya yang memberi kami makan. Allah-lah yang memberi kami rezeki. Saya
memang sedikit bingung. Tabungan menipis. Mertua menyuruh saya kembali
bekerja. Saya menolak. Suami melarang. Saya katakan kepada suami, mari
kita berdoa, minta rezeki kepada Allah.
Pada
keadaan ekomomi morat marit saya ingat pesan Prof. Ahmad Mansyur
Suryanegara. Menurut beliau, kalau kita sedang bingung menghadapi
masalah yang masih tanda tanya besar, banyak-banyaklah membaca Yaa Sin.
Bukan Surat Yaa Sin. Tapi dzikir membaca Qur'an. Hanya satu ayat saja.
Yaa Siin. Yaa Sin adalah sebuah ayat yang menyimpan rahasia. Begitu pula
dengan rahasia kehidupan kita. Itu sebabnya saya laksanakan dzikir Yaa
Sin, sebanyak-banyaknya.
Setelah
membaca Yaa Sin, saya juga teringat guru saya, DR. Nana Sumarna, yang
mengatakan, mintalah semua yang kita inginkan kepada Allah yang memiliki
99 sifat.
Jika butuh rezeki, panggilah Allah dengan sifat-Nya Yang Memberi Rezeki (Yaa Razzaq).
Jika butuh jodoh, panggilah Allah dengan sifat-Nya yang Maha Pengasih (Yaa Rahman) dan Maha Penyayang (Yaa Rahiim).
Zikir
Yaa Rahman Yaa Rahim adalah yang saya baca bakda sholat subuh ketika
saya masih belum menemukan jodoh. Saya mengikuti nasihat Prof. Mansyur
dan Pak Nana. Keduanya mengingatkan, bukankah Allah sendiri yang
menganjurkan kita untuk berbuat demikian.
"...
Serulah Allah atau serulah Ar Rohman, dengan nama-nama yang mana saja
kamu seru. Dia mempunyai al asmaul husna..." (QS:17, ayat 110)
Saya
laksanakan dzikir Ya Razaq setelah bertahajjud. Pertama kali
melakukannya, entah kenapa, saya membacanya sebanyak 2000 kali. Yaa
Razzaq! Demikian mulut saya terus menyebut nama-Nya. Besoknya saya
lakukan hal yang sama. Perasaan saya sangat yakin. Allah akan mendengar
panggilan saya. Beberapa waktu kemudian, seorang teman yang bekerja di
sebuah penerbit buku terkenal di Bandung menelpon saya.
Dia
meminta saya untuk menulis sebuah buku. Saya terperanjat. Oh, inilah
rezeki untuk saya. Katanya, "Tapi kamu kerja di rumah aja ya...!"
Alhamdulillah, lagi-lagi saya bersyukur dalam hati. Saya diberi
pekerjaan, tapi tidak harus meninggalkan putri saya yang sedang
lucu-lucunya. Itulah yang saya harapkan, itulah yang saya ucapkan dalam
doa-doa saya. Allah mengabulkan semuanya.
Seminggu
kemudian saya dipanggil ke kantornya untuk menandatangani Surat
Perjanjian Kerja. Saya datang bersama suami dan anak saya. Ketika teman
saya menyodorkan surat tersebut, saya terperanjat membaca angka rupiah
yang tertera dengan jelas. Rp. 2.000.000,-. Itu honornya. "Ini kan baru
permulaan", kata teman saya.
Ingatan
saya tiba-tiba melayang kepada dzikir Ya Rozak yang pernah saya
lakukan. Saya membaca 2000 kali nama-Nya. Allah memberi saya 2 juta
rupiah. Apakah ini hanya kebetulan belaka? Selesai menulis buku
tersebut, tampaknya teman saya merasa puas. Ia langsung menugaskan saya
menulis satu buku lagi. Kembali saya diberi upah 2 juta rupiah. nilai
yang kecil mungkin untuk seorang penulis, tapi bagi saya terasa luar
biasa nikmat.
Begitulah,
saya yakin, honor 2 juta rupiah berturut-turut dari hasil saya menulis
buku ada hubungannya dengan dzikir Yaa Razzaq 2000 kali berturut-turut
yang saya lakukan. Itu sebabnya saya semangat untuk berdzikir lagi. Saya
ingin membuktikan bahwa Allah tidak pernah mengecewakan hamba-Nya.
Dzikir Ya Rozaq saya tambah. Lebih dari 2000 kali.
Beberapa
waktu kemudian. Saya dihubungi penerbit tersebut dan diberi kenaikan
gaji tiga kali lipat dari sebelumnya, pas seperti jumlah dzikir saya.
Nilainya... rahasia doong! Alhamdulillah, Sekarang saya ditugaskan lagi
menulis buku baru.
***
Begitulah,
kalau yang kita minta tolong adalah Allah, hasilnya memang sangat
menakjubkan. Dia tidak pernah mengecewakan. Dia memenuhi janji-Nya.
Terimakasih Yaa Rozzaq. Engkaulah Sebaik-baik Pemberi Rezeki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar